STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM TUTORIAL SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA
(Suatu Studi Kasus Pada SMA Negeri Colomadu Karangnyar)
Oleh Jumbadi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan Strategi Pelaksanaan Program Tutorial Sebaya dalam upaya peningkatan motivasi dan prestasi mata pelajaran Matematika, khususnya siswa kelas X SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Program Tutorial Sebaya, memberikan salah satu alternatif upaya agar potensi siswa yang tergolong pandai dapat dioptimalkan kamanfaatannya, guna kemajuan dan peningkatan kualitas hasil pembelajaran, terutama untuk siswa yang termasuk rendah motivasi dan prestasinya.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis data interaktif. Teknik analisis data interaktif menekankan adanya reduksi data. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diversifikasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data digunakan triangulasi dan auditing. Sumber data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri serta guru matematika dan siswa kelas X SMA Negeri Colomadu.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan Program Tutorial Sebaya pembelajaran Matematika antara lain: identifikasi siswa, membentuk kelompok, program pelatihan tutor, pelaksanaan tutorial, koordinasi dan konsultasi dengan guru, dan Olimpiade matematika antar kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan Program Tutorial Sebaya di kelas X SMA Negeri Colomadu Karanganyar Jawa Tengah tahun pelajaran 2004/2005, berhasil dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika para siswa. Kenaikan rata-rata nilai ulangan harian sebesar 39.12 % bagi grup siswa yang dibina/klien dan rata-rata naik sebesar 5.84 % untuk grup siswa pembina/tutor.Dapat dilihat bahwa program ini berhasil dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa, baik untuk siswa yang semula tergolong lemah motivasi dan kurng berprestasi maupun bagi siswa yang memang sudah mempunyai motivasi berprestasi.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Undang-undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dengan Undang-undang. Sistem Pendidikan Nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagai perwujudan cita-cita nasional tersebut telah diterbitkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Setiap warga negara mempuyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Pasal 37 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, juga menjelaskan bahwa isi kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat sekurang-kurangnya bahan kajian pelajaran tentang Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, Ketrampilan dan Muatan Lokal.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang amat pesat. Dua ciri penting dari matematika adalah (1) memiliki obyek kejadian yang abstrak dan (2) berpola pikir deduktif dan konsisten. Adapun fungsi pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan bilangan atau angka. Dalam proses pembelajarannya dapat ditempuh, di antaranya dengan diaktifkannya siswa menyelesaikan problem-problem matematika dalam kelompok-kelompok, digunakan alat peraga, diberikan permainan-permainan yang menarik dan lain-lain. Semua ini diharapkan dapat meningkatkan minat siswa kepada matematika. Untuk membuat siswa dapat menyenangi mata pelajaran matematika di SMA, dalam pembelajaran matematika hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan siswa, 2) kesenangan/minat siswa terhadap matematika 3) kegunaan matematika, dan 4) faktor-faktor yang dapat menunjang pembentukan pribadi.(Ruseffendi, 1989:15-16)
Banyak usaha pemerintah dalam upaya peningkatan keberhasilan dan kualitas pembelajaran matematika SMA, diantaranya mulai tahun pelajaran 2004/2005, diberlakukannya kurikulum 2004 di tingkat SMA mulai kelas X (kelas I SMA) . Kurikulum SMA 2004 merupakan Kurikulum yang Berbasis Kompetensi yang sering di singkat KBK. Kebijakan pemerintah menggunakan KBK didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan pusat dan daerah. Pada PP ini, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan bahwa kewenangan pusat adalah dalam hal penetapan standar kompetensi peserta didik dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil belajar secara nasional serta pedoman pelaksanaannya, dan penetapan standar materi pelajaran pokok. Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional melakukan penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMA, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian.
Sesuai dengan jiwa otonomi, pemerintah daerah dan guru memiliki kewenangan untuk mengembangkan silabus dan sistem penilaiannya berdasarkan standart nasional. Bagian yang menjadi kewenangan daerah dan guru adalah dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang meliputi pembelajaran tatap muka dan pengalaman belajar serta instrumen penilaiannya. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi daerah dan guru untuk mengembangkan standart tersebut apabila dirasa kurang memadai, misalnya penambahan kompetensi dasar atau indikator pencapaian.
Pada umumnya prestasi belajar matematika siswa SMA terutama di daerah, masih belum begitu menggembirakan. Menurut pengalaman penulis sebagai guru matematika, setiap diadakan ulangan harian, meskipun ada beberapa siswa yang dapat dikatakan berhasil memperoleh prestasi yang baik, namun masih lebih banyak siswa yang mempunyai nilai kurang atau bahkan tidak baik. Biasanya siswa yang berprestasi baik cenderung semakin mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan sebaliknya para siswa yang merasa kurang berhasil, justru motivasi belajarnya semakin menurun. Dengan semakin melemahnya motivasi dari siswa yang kurang pandai tersebut akan berakibat prestasinya semakin turun. Banyak siswa SMA, yang merasa segan atau bahkan malu bertanya pada gurunya, mereka mungkin lebih terbuka dengan teman sebayanya yang mereka anggap lebih cocok. Dengan kondisi demikian akan semakin menjadikan lemahnya motivasi berprestasi para siswa yang termasuk siswa kurang pandai tersebut.
Oleh karena itu perlu ada usaha-usaha untuk meningkatkan motivasi berprestasi bagi siswa yang tergolong kurang pandai tersebut. Salah satu diantaranya adalah dengan program tutorial oleh siswa berprestasi baik dalam mata pelajaran matematika, yang penulis sebut sebagai program tutorial sebaya.
B. MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, timbul suatu masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan Tutor Sebaya dalam upaya peningkatkan motivasi berprestasi dalam pembelajaran matematika bagi siswa SMA?
2. Bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh guru matematika SMA untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan Program Tutorial Sebaya?
C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi masalah dalam pembelajaran Matematika di kelas X tahun pelajaran 2004/2005, di SMA Negeri Colomadu Kabupaten Karanganyar.
II. KAJIAN TEORI
Motivasi Berprestasi
Mc. Donald (dalam Oemar Hamalik, 1995: 106), merumuskan bahwa “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang dapat diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk merumuskan tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan energi penggerak yang utama dari seseorang untuk mencapai tujuan dengan cara berprestasi. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan mempunyai usaha yang keras untuk belajar agar cita-citanya dapat berhasil. Jika seseorang berhasil mengerjakan suatu tugas yang orang lain tidak bisa melakukannya, maka orang itu kemungkinannya akan mengatakan bahwa dirinya mampu, demikian dikatakan oleh Weiner (dalam Margeret E. Bell Gleder, 1994:447).
Motivasi berprestasi penting bagi siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono, bagi siswa pentingnya motivasi berprestasi adalah sebagai berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil belajar (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dibandingkan dengan teman sebaya (3) mengarahkan kegiatan belajar (4) membesarkan semangat belajar (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan, individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil. Bila motivasi tersebut disadari oleh siswa, maka dapat dikatakan bahwa tugas belajar akan dapat terselesaikan dengan baik (Dimyati dan Mudjiono, 1999:85).
Motivasi berprestasi dapat bersumber dari dalam diri siswa yang sering disebut motivasi internal dan dapat bersumber dari luar siswa yang dikenal dengan motivasi eksternal (Dimyati dan Mudjiono, 1999:90). Di samping itu, motivasi dapat juga dibedakan mempunyai dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri, sedangkan motivasi ekstrensik merupakan motivasi yang disebabkan oleh faktor dari luar siswa (Oemar Hamalik, 1995:112). Dengan kata lain bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang hidup dalam peserta didik untuk selalu ingin belajar. Selanjutnya Oemar Hamalik menyatakan bahwa munculnya sifat motivasi belajar, apakah motivasi intrinsik atau motivasi ekstrensik bergantung dan dipengaruhi oleh 1) tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong perbuatan dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya, 2) sikap guru terhadap kelas, guru yang bersikap bijak dan selalu merangsang siswa untuk berbuat ke arah suatu tujuan yang jelas dan bermakna bagi kelas, akan menumbuhkan sifat intrinsik, tetapi bila guru lebih menitikberatkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat ekstrensik menjadi lebih dominan, 3) pengaruh kelompok siswa; bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasinya lebih condong ke motivasi ekstrensik, 4) suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat tertentu pada motivasi belajar siswa, suasana kebebasan yang bertanggung jawab tentunya lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibabandingkan dengan suasana penuh tekanan dan paksaan (Oemar Hamalik, 1995:113). Dapat dikatakan bahwa pengaruh kelompok lebih efektif dalam motivasi belajar dibandingkan dengan paksaan orang dewasa. Siswa SMA yang masih tergolong remaja sedang mencari kebebasan dari orang dewasa. Mereka menempatkan hubungan dalam kelompoknya lebih tinggi, sehingga apa saja yang dilakukan oleh kelompoknya akan lebih mereka prioritaskan untuk dikerjakan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tutorial materi pelajaran atau soal yang dianggap sulit akan lebih efektif jika dilakukan oleh teman sebaya dalam kelompoknya.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi diantara guru dengan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dimulai. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis, guna kepentingan pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas. Hal ini merupakan masalah yang tidak mudah bagi guru, karena siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan siswa yang satu dengan yang lain, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis (syaiuful Bahri dan Aswan Zain, 1997:1). Ketiga aspek tersebut sering diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku siswa di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar dicapai. Usaha yang dapat dilakukan oleh guru masih terbuka lebar, salah satu caranya adalah dengan menerapkan starategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, maupun dari aspek materi yang dipelajari dalam rangka menunjang tercapainya kompetensi. Ditinjau dari aspek kompetensi yang ingin dicapai, mata pelajaran Matematika menekankan penguasaan konsep dan algoritma disamping kemampuan memecahkan masalah. Ditinjau dari aspek materi pelajaran, cakupan atau ruang lingkup pelajaran Matematika SMA meliputi: Logika, Aljabar, Kalkulus, Geometri, Trigonometri, dan Statistika. Di samping itu Matematika juga bersifat hierarkis yaitu suatu materi merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Endang Wahyuningsih dan Endang Suhendar berpendapat untuk mempelajari Matematika hendaknya berprinsip pada: (1) materi matematika disusun menurut urutan tertentu atau tiap topik matematika berdasarkan subtopik tertentu, (2) seorang siswa dapat memahami suatu topik matematika jika ia telah memahami subtopik pendukung atau prasyaratnya, (3) perbedaan kemampuan antarsiswa dalam mempelajari atau memahami suatu topik matematika dan dalam menyelesaikan masalahnya ditentukan oleh perbedaan penguasaan subtopik prasyaratnya, (4) penguasaan topik baru oleh seorang siswa tergantung pada penguasaan topik sebelumnya ( Endang Wahyuningsih dan Endang Suhendar, 2003: 2).
Untuk mata pelajaran Matematika di SMA, telah dirumuskan sembilan standar kompetensi sebagai berikut.
1. Menggunakan operasi dan sifat serta manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma; persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat; sistem persamaan linear-kuadrat; pertidaksamaan satu variabel; logika matematika.
2. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah.
3. Menggunakan sifat dan aturan geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis dan bidang; jarak; sudut; dan volum.
4. Menggunakan aturan statistika dalam menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara serta memberi tafsiran; menyusun, dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan; dan menggunakan aturan peluang dalam menentukan dan menafsirkan peluang kejadian majemuk.
5. Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang rumus trigonometri dan menyusun bukti.
6. Menyusun dan menggunakan persamaan lingkaran beserta garis singgungnya; menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa, dan teorema faktor dalam pemecahan masalah; menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan fungsi komposisi dan fungsi invers.
7. Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan dalam pemecahan masalah.
8. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah.
9. Merancang dan menggunakan model matematika program linear serta menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan, deret, matriks, vektor, transformasi, fungsi eksponen dan logaritma dalam pemecahan masalah.
C. Tutor Sebaya
Siswa SMA rata-rata mempunyai usia antara 15 – 20 tahun, yang dalam psikologi perkembangan dikelompokkan ke dalam kategori remaja. Pada usia ini, para remaja biasanya senang berkelompok dengan teman sebaya, yang merupakan dunia nyata bagi mereka. Di dalam kelompok sebaya ini, mereka merumuskan dan memperoleh konsep dirinya serta merasa diperhitungkan oleh orang lain yang sejajar dengan dirinya. Singgih D. Gunarso menyatakan bahwa di dalam kelompok mereka sendiri, tidak akan terdengar omelan. Si remaja tidak akan ditertawakan oleh kawan-kawannya bila kurang berhasil di dalam usaha-usaha bergaul atau dalam prestasi. Remaja yang berkumpul dalam suatu kelompok merasa diri aman dan terlindungi dari ancaman atau gangguan dari luar. Rasa aman dan terlindung dapat menimbulkan rasa persatuan yang kuat antar anggota kelompok. Kesatuan dan rasa persatuan ini bisa menjadi demikian kuatnya sehingga menimbulkan keberanian yang berlebihan (Singgih D. Gunarso, 1986:79).
Peranan guru dalam bimbingan belajar terhadap siswa yang mempunyai masalah belajar antara lain:
1. Pemantapan sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya.
2. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
3. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan tehnologi dan atau seni di Sekolah Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.
4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya dilingkungan sekolah, dan atau alam sekitar, serta masyarakat untuk pengembangan diri.
5. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi (Konsep Belajar Tuntas, Depdiknas RI, 2003:12 – 15)
Pada kenyataan di lapangan, banyak siswa yang mengalami masalah belajar matematika, padahal tugas guru matematika sudah demikian padat, sehingga untuk menangani para siswa yang mempunyai masalah dalam belajar termasuk yang mempunyai motivasi belajar rendah sering mengalami banyak kendala.Oleh karena itu guru dapat mencoba memanfaatkan siswa yang tergolong pandai untuk membantu guru dalam mengatasi siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah. Siswa yang berprestasi baik dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan sebagai patner belajar kelompok dengan siswa yang termasuk kurang berprestasi dan mempunyai motivasi belajar rendah, dalam hal ini penulis sebut sebagai tutorial sebaya. Tutor sebaya dapat diartikan sebagai siswa yang mempunyai prestasi belajar matematika yang baik serta mempunyai motivasi belajar tinggi serta telah diberikan pelatihan yang relevan dan menggunakan ketrampilan serta kemampunannya tersebut untuk menolong, memotivasi siswa, yang mempunyai motivasi rendah. Dengan ketrampilannya tutor sebaya diharapkan dapat membantu siswa yang bermasalah dengan cara membantu dalam pengerjaan soal matematika yang diberikan oleh guru atau sumber belajar lain. Siswa yang pandai menjadi tutor bagi mereka yang rendah motivasi belajarnya. Dalam kaitannya dengan pembentukan kelompok dalam program tutorial sebaya perlu memperhatikan beberapa pertimbangan seperti yang dinyatakan oleh Singgih D. Gunarso, bahwa pembentukan kelompok harus disertai persyaratan tertentu, supaya rasa persatuan anggotanya tidak menjurus ke perbuatan-perbuatan yang merusak antara lain: (1) Pembentukan suatu kelompok memerlukan pengawasan. (2) Perlu adanya remaja pemimpin yang lebih matang pemikirannya, sehingga dapat mengalihkan perhatian kawan-kawannya ke hal-hal yang bersifat membangun dan berguna. (3) Tempat berkumpul anggota-anggota kelompok sebaiknya pada tempat yang cukup terbuka.(4) Sebaiknya dalam aktifitas kelompok diselipkan acara diskusi, perdebatan yang tidak hanya dilakukan oleh anggota sendiri, tetapi mengikutsertakan orang luar (Singgih D. Gunarso, 1986:80-81).
III. METODOE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran matematika dengan Program Tutorial Sebaya, di kelas X Sekolah Menengah Atas. Subjek penelitianya siswa kelas X semester 2, SMA Negeri Colomadu Karanganyar Jawa Tengah tahun pelajaran 2004/2005, sebanyak 80 siswa.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Dalam studi kasus ini peneliti mencoba untuk mencermati secara mendalam tentang strategi pembelajaran matematika. Di dalam penelitian kualitatif semua teknik pengumpulan data sangat tergantung pada penelitinya sebagai alat pengumpulan data yang utama. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan, dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan di dalam kelas pada saat siswa mengikuti pelajaran. Untuk mekengkapi data penelitian dari hasil pengamatan digunakan dokumentasi dari data yang ada, misalnya daftar hadir siswa, administrasi mengajar guru dan dokumen lainnya yang mendukung penelitian ini. Disamping itu penulis mengadakan semacam sharing dengan teman sejawat yang juga mengajar matematika di kelas X.
Analisis data dilakukan secara terus menerus, yaitu analisis dilakukan sambil mengumpulkan data dan setelah data terkumpul. Untuk kepentingan penelitian ini digunakan teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu 1) triangulasi, dan 2) auditing.
IV.HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Peranan Tutor Sebaya dalam Upaya Peningkatkan Motivasi berprestasi
1. Peranan Umum
Secara umum tutor sebaya mendekatkan ikatan emosi antara siswa sebaya yang bermasalah (klien) dengan tutor (tutor sebaya). Kedekatan emosi yang terjalin antara tutor dan klien (dalam hal ini tutor sebaya dengan siswa yang bermasalah) akan memungkinkan siswa sebaya lebih terbuka dalam mengungkapkan masalah. Dengan bekal kemampuan dari hasil pelatihan, tutor sebaya menginventarisir masalah yang dihadapi siswa sebaya yang mempunyai masalah, utamanya yang berkaitan dengan masalah pembelajaran matematika dan motivasi belajar. Jika memungkinkan, tutor sebaya merasa tidak mampu maka tutor sebaya bisa mengalihkan kepada guru matematika. Pendeknya tutor sebaya membuka peluang siswa sebaya bermasalah terbuka mengungkapkan permasalahannya. Selanjutnya akan membuka pula peluang pegelolaan belajar sendiri lebih baik. Pengelolaan belajar sendiri dengan baik akan mengakibatkan motivasi dan prestasi berprestasi meningkat, baik bagi tutor maupun klien.
2. Peranan Khusus
Ada beberapa bidang masalah belajar yang sering dihadapi para siswa, oleh karena itu tutor sebaya dapat berperan untuk membantu kesulitan belajar siswa sebaya yang bermasalah.
a. Bidang penyelesaian terhadap tugas
Tutor sebaya dapat menolong siswa sebaya yang mempunyai masalah penyelesaian terhadap tugas dengan memberikan bimbingan secara langsung atau berupaya menyelesaikan dengan banyak membaca atau mengerjakan soal yang dianjurkan guru.
b. Bidang cara belajar
Tutor sebaya dapat membantu siswa sebaya yang mempunyai masalah dengan memberikan gambaran berbagai cara belajar. Tidak menutup kemungkinan mengungkapkan pengalaman cara belajar yang pernah dilaksanakan dengan hasil-hasilnya. Cara belajar bagi seorang belum tentu cocok untuk orang lain, perlu diungkapkan karena masing-masing siswa mempunyai kemampuan yang berbeda. Siswa sebaya yang mengalami masalah ini dipersilahkan untuk memilih cara yang tepat bagi dirinya.
c. Bidang sikap terhadap guru.
Sikap terhadap guru biasanya turut menentukan motivasi untuk mempelajari materi yang dianjurkan guru tersebut. Jika siswa tertarik atau mempunyai simpati terhadap guru biasanya selalu berusaha menguasai materi yang diberikan. Pemahaman semacam itu bisa disampaikan oleh tutor sebaya. Pemahaman ini dapat mengubah sikap dan motivasi belajar materi yang diberikan.
d. Bidang presepsi terhadap pendidikan pada umumnya.
Kesalahan presepsi terhadap pendidikan pada umumnya dapat diluruskan oleh tutor sebaya dengan berorientasi pendidikan masa depan artinya bahwa pendidikan yang diikuti itu akan menentukan kualitas hidup siswa pada masa yang akan datang.
Dengan pemahaman akan peran tutor sebaya dalam membantu siswa sebaya yang bermasalah tersebut maka masalah-masalah belajar yang sering dihadapi oleh para siswa, utamanya siswa yang mempunyai prestasi rendah akan dapat dikurangi atau mungkin diperbaiki (dihilangkan). Apabila masalah-masalah belajar sering timbul dapat teratasi maka siswa akan mampu mengelola belajar sendiri dengan baik. Pada gilirannya pelaksanaan pembelajaran di kelas yang baik diikuti dengan pengelola belajar sendiri yang baik seperti dikatakan dimuka, diharapkan akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula.
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Program Tutorial Sebaya
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam melakasanakan program tutorial sebaya.
1. Identifikasi Siswa
Sambil mengadakan tatap muka dengan siswa dalam proses pembelajaran, guru mulai mengidentifikasi siswa yang sangat menonjol kemampuan dan motivasinya (dinamakan grup upper) maupun siswa yang sangat kurang kemampuan dan motivasi belajarnya (dinamakan grup lower), dijadikan daftar sementara. Setelah guru menganggap cukup dalam membahas materi pembelajaran matematika, perlu segera diadakan ulangan harian untuk evaluasi kemampuan siswa. Bila guru belum yakin tentang pemetaan kemampuan siswa sementara tersebut, sebaiknya diadakan ulangan harian lagi dengan topik yang sama atau berbeda. Berdasarkan daftar sementara dan nilai ulangan harian, guru matematika dapat melengkapi informasi tentang siswa yang termasuk dalam daftar sementara tersebut. Informasi siswa dapat diperoleh pada guru Bimbingan Konseling dan wali kelas. Selanjutnya guru matematika dapat membuat daftar tetap yang terdiri dari dua grup. Grup pertama merupakan daftar siswa dengan prestasi dan motivasi belajar yang tinggi, sementara grup kedua memuat daftar siswa dengan prestasi dan motivasi yang rendah.
2. Membentuk Kelompok
Berdasarkan daftar tetap yang telah jadi pada langkah pertama tersebut, kita buat pengelompokkan siswa yang beranggotakan empat sampai dengan enam siswa dari grup lower dan dua siswa dari grup upper. Faktor-faktor non akademis misalnya keakraban dan jarak rumah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembentukan kelompok ini, mengingat pelaksanaan tutorial dapat dilaksanakan di rumah salah satu siswa yang menjadi anggota kelompoknya. Untuk membuat kesan yang fun (menyenangkan) namun masih dalam konteks mendidik, kelompok-kelompok tutorial tersebut dapat dinamai dengan nama-nama tokoh terkenal misalnya Enstin, Edison dan sebagainya. Masing-masing kelompok dipilih ketua dan sekretaris sekaligus sebagai tutor dari anggota kelompoknya yang berasal dari grup upper. Hal ini akan mempermudah guru pada waktu mengadakan koordinasi antar kelompok dalam satu sekolah sekaligus mengadakan koordinasi tutor.
3. Program Pelatihan Tutor
Sebelum pelaksanaan tutorial, perlu diadakan pelatihan terhadap calon tutor sebaya yang telah ditetapkan. Materi pelatihan antara lain (1). Materi cara penyelesaian soal matematika secara umum (2). Materi metode belajar matematika yang efektif (3). Materi teknik motivasi (4). Persepsi tentang pendidikan pada umumnya dan (5). Materi lain yang relevan sesuai kebutuhan.
4. Pelaksanaan Tutorial
Waktu dan tempat pelaksanaan tutorial diserahkan sepenuhnya kepada kelompok masing-masing, misalnya pada waktu sore hari di sekolah atau di rumah salah seorang siswa. Pada waktu tertentu, guru dapat memberikan materi tutorial dengan mengacu pada materi pembelajaran di kelas yang dipandang perlu oleh guru. Guru sesekali perlu membiarkan materi tutorial yang akan dibahas sesuai dengan kesepakatan anggota kelompoknya.
5. Koorninasi dan Konsultasi dengan guru
Guru perlu memantau keefektifan pelaksanaan program tutorial sebaya tersebut, dengan mendatangi pertemuan tutorial mereka secara terjadwal atau sesekali cukup menanyakan kepada tutor. Perlu juga diprogramkan adanya pertemuan antar tutor dari semua kelompok yang ada di semua kelas paralelnya. Guru hendaknya menghadiri pertemuan antar kelompok ini. Dalam pertemuan ini para siswa dapat saling sharing tentang permasalahan dan cara mengatasinya dikelompoknya masing-masing, sehingga diharapkan para tutor akan semakin kaya dengan masalah dan cara mengatasinya dari pengalaman kelompok lain. Jika ada masalah yang tidak dapat dipecahkan dalam pertemuan ini, dapat dikonsultasikan dengan guru matematika.
6. Olimpiade Matematika Antar Kelompok
Agar antar kelompok mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, perlu di programkan adanya olimpiade matematika, yang khusus diikuti oleh para siswa yang tergabung dalam beberapa kelompok tutorial yang ada dalam satu sekolah.
Hal ini diharapkan semakin dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri bagi beberapa siswa yang lower tersebut. Sekolah diharapkan mendukung dan menfasilitasi even semacam ini, misalnya dengan memberi piagam penghargaan, hadiah pembianaan dan sebagainya.
Keenam langkah pelaksanaan program tutorial sebaya yang telah diuraikan di atas bukanlah harga mati, artinya bahwa guru matematika dapat mengurangi atau menambah langkah-langkah tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah dan karakteristik siswanya. Utamanya, improvisasi dan variasi yang dilakukan oleh guru, hendaklah semakin menjadikan siswa lebih bergairah dalam belajar dan pembelajaran, sehingga para siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan pada gilirannya diharapkan mempunyai prestasi belajar matematika yang tinggi.
C. Hasil dan Manfaat Program Tutorial Sebaya
1. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Program Tutorial sebaya di SMA
Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2004/2005
Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang program tutorial sebaya ini, berikut ini disampaikan hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika dengan Program Tutorial Sebaya di SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2004/2005. Mulai Tahun pelajaran 2004/2005, SMA Negeri Colomadu telah menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Sekolah tempat penulis mengajar ini, berlokasi di Desa Baturan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Lokasi sekolah ini berbatasan dengan kota Surakarta bagian barat, sehingga dapat dikatakan bahwa SMA Negeri Colomadu termasuk “sekolah pinggiran”. Dikatakan demikian, karena disamping secara geografis SMA Negeri Colomadu berada di pinggir kota Surakarta, secara akademis prestasinya juga belum begitu menggembirakan, kalau tak boleh dikatakan ketinggalan jauh bila dibandingkan dengan beberapa SMA yang berdekatan, misalnya SMA Negeri 4 Surakarta, SMA Negeri 5 Surakarta dan SMA Negeri 1 Surakarta. Para lulusan SMP di Kecamatan Colomadu yang secara akademis berprestasi baik biasanya melanjutkan di beberapa SMA yang menurut penilaian masyarakat termasuk kategori “sekolah favorit” tersebut, sementara SMA Negeri Colomadu belum menjadi pilihan utama. Dengan kondisi demikikian ini, wajar jika motivasi dan prestasi belajar para siswa SMA Colomadu masih sangat perlu ditingkatkan, apalagi dalam pembelajaran matematika.
Pada tahun pelajaran 2004/2005, SMA Negeri Colomadu memiliki kelas X sebanyak 280 siswa, yang terdiri 7 kelas parallel, sehingga masing-masing kelas terdiri 40 siswa. Penulis mendapatkan tugas mengajar sebanyak 4 kelas, yaitu kelas X1, kelasX2, kelas X3 dan kelas X4. Dari hasil Nilai Ujian Akhir SMP, secara akademis keempat kelas tersebut mempunyai rata-rata kemampuan akdemis yang relatif sama. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kemanfaatan Program Tutorial Sebaya, penulis hanya menerapkan di 2 kelas, yaitu kelas X1 dan kelas X2, sementara pembelajaran di kelas X3 dan kelas X4 tanpa menggunakan Program Tutorial Sebaya. Program Tutorial Sebaya baru penulis mulai pada pembelajaran di semeter kedua tahun pelajaran 2004/2005, sementara pada semester pertama penulis baru melakukan identifikasi siswa. Dari 80 siswa dari kelas X1 dan kelas X2, terdapat sebanyak 36 siswa termasuk grup lower, yang terdiri 18 siswa dari kelas X1 dan 18 siswa berasal dari kelas X2, sehingga dapat dibentuk 3 kelompok dari kelas X1, masing –masing kelompok terdiri 6 siswa, dan 3 kelompok dari kelas X2., yang masing –masing kelompok terdiri 6 siswa. Masing-masing kelompok didampingi oleh 2 siswa sebagai Tutor Sebaya, yang berasal dari siswa yang termasuk kategori upper, sehingga diperlukan 12 siwa. Agar tidak menimbulkan pertanyaan dari siswa yang tidak termasuk grup lower dan grup upper, semua siswa juga dijadikan kelompok-kelompok yang lain, hanya saja perhatian lebih kita fokuskan kedalam kelompok Program Tutorial Sebaya.
Adapun hasil prestasi belajar matematika dari keenam kelompok Program Tutorial Sebaya dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
TABEL 1.
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PROGRAM TUTORIAL SEBAYA
KELAS X SMA NEGERI COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2004/2005
NO
KELOMPOK
NILAI 1
NILAI 2
KENAIKAN NILAI
PROSENTASE
KENAIKAN
1
Enstin
Upper
7.26
7.56
0.30
4.13 %
Lower
3.23
4.55
1.32
40.87 %
2
Edison
Upper
7.51
7.99
0.48
6.39 %
Lower
3.11
4.27
1.16
37.30 %
3
Newton
Upper
7.35
7.89
0.54
7.35 %
Lower
2.67
4.25
1.58
59.18 %
4
Nobel
Upper
7.78
8.01
0.23
2.96 %
Lower
3.35
4.98
1.63
48.66 %
5
Socrates
Upper
7.56
8.21
0.65
8.60 %
Lower
4.02
5.09
1.07
26.62 %
6
Abdul Salam
Upper
7.75
8.20
0.45
5.81 %
Lower
3.99
5.22.
1.23
30.83 %
RATA-RATA
Upper
7.54
7.98
0.44
5.84 %
Lower
3.40
4.73
1.33
39.12 %
Keterangan:
Nilai 1 : Rata-rata Nilai Ulangan Harian Semester I
Nilai 2 : Rata-rata Nilai Ulangan Harian Semester II
Dari Tabel 1, di atas nampak ada kenaikan rata-rata nilai ulangan harian semester kedua dibandingkan dengan rata-rata nilai ulangan harian semester pertama, baik pada grup upper maupun grup lower. Pada pembelajaran semester pertama belum dilaksanakan Program Tutorial Sebaya sementara pada semester kedua pembelajaran sudah menggunakan Program Tutorial Sebaya. Prosentase kenaikan nilai pada grup upper rata-rata sebesar 5.84% dan prosentase kenaikan nilai pada grup lower sebesar 39.12%. Dapat dilihat bahwa pada semua kelompok pada grup lower mengalami prosentase kenaikan nilai yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan prosentase kenaikan nilai pada grup upper.Mungkin sekali hal ini wajar karena memang grup lower mendapatkan perhatian yang lebih, karena memang yang mendapatkan prioritas pada Program Tutorial Sebaya ini adalah grup lower. Walaupun prosentase kenaikan nilai pada grup upper belum tinggi, namun hal ini cukup memberikan indikasi bahwa Program Tutorial Sebaya juga memberi kemanfaatan ganda, baik bagi tutor maupun untuk anggota kelompoknya (grup lower).
2. Manfaat Pelaksanaan Program Tutorial Sebaya
Secara umum Pelaksanaan Program Tutorial Sebaya dapat memberi manfaat beberapa hal berikut:
a. Meningkatkan motivasi dan prestasi siswa yang terlibat dalam Program Tutorial Sebaya, baik bagi siswa grup lower ( siswa yang dibina) maupun bagi siswa grup upper ( tutor ).
b. Menambah kepercayaan diri bagi siswa.
c. Menambah keakraban antar siswa.
d. Meringankan beban tugas guru.
e. Mempersiapkan para siswa untuk mengikuti olimpiade matematika baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun olimpiade tingkat internasional,
IV. PENUTUP
Kesimpulan
1. Motivasi berprestasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku. Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, demokratisasi pendidikan, membina kreativitas dan imajinitas guru, pembinaan disiplin kelas, dan menentukan efektivitas pembelajaran.
2. Peranan Tutor Sebaya antara lain dapat mendekatkan ikatan emosi antara siswa sebaya yang bermasalah (klien) dengan tutor (tutor sebaya), sehingga mengakibatkan meningkatnnya motivasi berprestasi baik tutor maupun klien.
3. Program tutorial sebaya perlu direncanakan secara sungguh-sungguh sebelum dilaksanakan. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan tutorial sebaya antara lain: identifikasi siswa, membentuk kelompok, program pelatihan tutor, pelaksanaan tutorial, koordinasi dan konsultasi dengan guru, dan Olimpiade matematika antar kelompok.
4. Hasil dan Manfaat Program Tutorial Sebaya
Pembelajaran dengan Program Tutorial Sebaya yang dilaksanakan pada pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri Colomadu Karanganyar, dapat meningkatkan prestasi belajar matematika para siswa. Kenaikan rata-rata nilai ulangan harian sebesar 39.12% bagi grup siswa yang dibina/ klien dan rata-rata naik sebesar 5.84% untuk grup siswa pembina/tutor.
Pelaksanaan pembelajaran dengan Program Tutorial Sebaya paling tidak dapat memberi manfaat antara lain dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa, menambah kepercayaan diri bagi siswa, menambah keakraban antar siswa, meringankan beban tugas guru dan untuk mempersiapkan siswa untuk mengikuti olimpiade lebih dini.
B. Saran-saran
1. Para guru, khususnya guru matematika sebaiknya memahami dan mengembangkan Program Tutorial Sebaya di Sekolah. Program ini akan mempunyai peran ganda, di satu sisi meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa yang dibimbing, serta disisi lainnya dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri Tutor Sebaya.
2. Para siswa hendaknya menanggapi secara positif program Tutorial Sebaya. Kegiatan ini adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengembangan diri bersama dan peningkatan motivasi berprestasi bersama.
3. Dukungan dari Masyarakat, Komite Sekolah, Pemerintah serta semua institusi yang terkait dengan pendidikan sangat diharapkan dalam pelaksanaan Program Tutorial Sebaya ini, sehingga memungkinkan semua yang terlibat dalam program ini merasa mendapatkan perhatian dan motivasi.
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keefektifan program Tutorial Sebaya ini, sehingga dapat diketahui kemanfaatnya lebih luas dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran matematika khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Barbara. 1988. Early Childhood Education: Creative Learning Activities. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Dick, Walter & Lou Carey. 1985. The Systematic Design Of Instruction, Third Edition. Florida: Harper Collins Publishers.
Dimyati, Drs. dan Mudjiono, Drs. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djemari Mardapi. Prof.Dr., 2004. Mendeteksi Potensi Anak Didki. Jakarta: Dediknas RI.
.Endang Wahyuningsih,S.Pd.,Endang Suhendar,Drs. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Kurikulum 2004 SMA. Jakarta: Depdiknas RI.
Kerangaka Dasar Kurikulum SMA, 2004. Jakarta: Depdinas RI.
Konsep Belajar Tuntas,2003. Jakarta: Depdiknas RI.
Margeret E. Bell Greder. 1994. Belajar dan Membelajarkan (Edisi Terjemahan). Jakarta: Bumi Aksara.
Oemar Hamalik, Drs. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Pedoman Bimbingan Konseling SMA. Depdiknas RI, 2003. Jakarta
Peraturan Pemerintah RI, No.25 Tahun 2000.
Ruseffendi, E.T. 1989. Dasar – dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito.
Singgih D. Gunarso, Dr. 1986. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Sutrisman Murthado dan Tambuhan. 1987. Pengajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Undang – undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Sinar Grafika.
Undang – Undang Dasar Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.
BIODATA
Drs. Jumbadi, M.Pd., dilahirkan di Sragen, 21 Juni 1964. Sejak kuliah, aktif mengajar dibeberapa sekolah antara lain di SMP Bhakti Praja Kalijambe Sragen, SMEA Tunas Pembangunan Surakarta, SMA Al Islam I Surakarta dan SMA Assalaam Sukoharjo. Lulus dari FKIP UNS Surakarta, Jurusan Matematika tahun 1998. Sejak tahun 1994 sampai sekarang aktif sebagai tenaga pendidik di SMA Negeri Colomadu Karanganyar sekaligus sebagai Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum. Disamping itu aktif diberbagai Yayasan Pendidikan antara lain Yayasan Pendidikan Nurul Ilmi Surakarta dan Yayasan Nur Hidayah Surakarta.
Dengan biaya sendiri tahun 2000 menempuh Studi di Program Pasca Sarjana UNS Surakarta, Program Studi Teknologi Pendidikan dan lulus tahun 2002. Hasil Karya Tulis yang telah dimuat di beberapa jurnal Pendidikan antara lain : (1). Strategi Pembelajaran Matematika dengan Sempoa di Kelas Awal Sekolah Dasar (Jurnal Pendidikan Widya Tama LPMP Jawa Tengah, September 2004) (2). Strategi Pembelajaran Matematika di Kelas X SMA menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).( Jurnal Ilmiah Pendidikan Widya Sari, UKSW Sala Tiga, Januari 2005)
Selamat Datang
Terimakasih anda telah mengunjungi Blog MGMP Matematika SMA Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah Indonesia.
Blog ini dimaksudkan sebagai media komunikasi & publikasi hasil karya bagi anggota dan teman sejawat serta siapapun yang peduli terhadap kemajuan pendidikan di tanah air. Redaksi menerima naskah berupa info penting seputar penelitian & pendidikan serta pengembangan profesi guru. Tulisan juga dapat berupa hasil karya tulis, makalah, hasil penelitian baik berupa PTK maupun lainnya. Naskah yang layak akan diposting dalam blog ini, dan insyaAllah akan mendapatkan pahala dari Allah S.W.T. Naskah dapat dikirim melalui e-mail : jumbadi_smancolkra@yahoo.co.id
Blog ini dimaksudkan sebagai media komunikasi & publikasi hasil karya bagi anggota dan teman sejawat serta siapapun yang peduli terhadap kemajuan pendidikan di tanah air. Redaksi menerima naskah berupa info penting seputar penelitian & pendidikan serta pengembangan profesi guru. Tulisan juga dapat berupa hasil karya tulis, makalah, hasil penelitian baik berupa PTK maupun lainnya. Naskah yang layak akan diposting dalam blog ini, dan insyaAllah akan mendapatkan pahala dari Allah S.W.T. Naskah dapat dikirim melalui e-mail : jumbadi_smancolkra@yahoo.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Bisa dibuat kolom untuk anjangsana atau tukar pendapat atau tanya jawab atau diskusi terbuka lewat blog ini mboten?
Posting Komentar